Cerita randai biasanya diambil melalui kisah kenyataan hidup atau sejarah yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan dan juga didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba yang dipimpin seorang di antaranya, dan disebut dengan janang.
Pada awalnya Randai adalah sarana untuk penyampaian cerita rakyat melalui gurindam atau syair dan didendangkan dan (tari) dan bersumber oleh gerakan-gerakan silat Minangkabau. Setelah sekian lama dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya dan dialog dialong seperti dalam sandiwara.
Randai ini dimainkan oleh pemeran utama dan akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu pemeran, dua orang, tiga pemain atau lebih tergantung oleh cerita akan dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain dan bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.
Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah awal dan lumayan panjang. Konon kabarnya randai sempat dimainkan oleh masyarakat Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut menangkap rusa dan keluar dari laut.
Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian dan dimainkan oleh beberapa pemain dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam Randai ini terdapat cerita cerita dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai memiliki tujuan bertujuan untuk menghibur masyarakat dan biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar